Thursday, April 25, 2013

The Happiness Project by Gretchen Rubin

Bibliography :
Penulis : Gretchen Rubin
Penerbit : HarperCollins Publisher
Jumlah Halaman : 301 hal.

Well, saya tertarik dengan buku ini karena kata 'happiness'. Saya rasa proyek untuk menjadi bahagia adalah proyek yang harus dilaksanakan semua orang. Ya? Ya?

Sejujurnya, karena tebalnya isi buku ini, saya belum berhasil menyelesaikan bukunya >,< Maafkan, karena buku pinjaman, udah mau menjamur di mejaku, kasian perpusnya kalau sampai satu koleksinya hilang gara-gara lumutan di meja saya :P

Rubin bukanlah seorang psikolog, dia adalah seorang pengacara yang mempunyai kehidupan bahagia dalam arti normal, ada suami yang menyayangi, ada anak-anak yang lucu, finansial yang cukup, karir yang baik, but why she still didnt happy?

Rubin merasa bahwa apa yang terlihat oleh orang lain sebagai bagian dari pemicu kebahagiaan tadi belum mampu mengoptimalkan seluruh kebahagiaannya, artinya, kebahagiaan itu tidak selalu berhubungan dengan kesuksesan dalam jabatan ataupun materi, Karena dalam menjalaninya tidak banyak yang mampu merasakan keajaiban dari -misalnya- senyuman. 

Maka, Rubin yang merasakan ada hal yang belum optimal ia lakukan, Rubin memulai proyek untuk merasa lebih bahagia. "I am happy, but I'm not as happy as I should be. I have such a good life, I want to appreciate it more-live up to it better. I complained too much, I get annoyed more than I should. I should be more grateful. I think if I felt happier, I'd behave better". Yap, begitulah kira-kira intisari buku ini. Rubin melakukan hal-hal kecil dan menjadi katalisator bagi hatinya untuk merasa bahagia. Contohnya? sleep earlywork smart, launch a blog, be a treasure house of happy memories, etc. 

Penasaran? Baca~

Nah, untuk buku ini, meski belum berhasil saya selesaikan, di awal-awal halaman buku ini sudah menginspirasi saya, jadi tiga bintang untuk Rubin :)



Such A Nice Place To Read A Book


Wednesday, April 24, 2013

Close Up Interview : Fauziyah Arimi

Dear all, bookworms...
Sorry for not posting anything for this recent month, OMG >,<
Actually i feel so guilt, because i -even- do not say happy birthday to BBI.
Hihihi, so, this time firstly i will make a pray for you BBI.
I hope our relationship growing better everyday, you, me, book and anyone who doing reading and writing :)
I hope we always enjoying open book one by one, absorb the meaning and practiceing it for better live, aamiin
Thank you for always inspire me all BBI'ers ~
Happy to know you all :33

Dan, untuk meramaikan ultah BBI kali ini, saya berkesempatan untuk mengikuti Close Up Interview. Dan -its destiny- saya kebagian mewawancarai adek kelas saya di kampus, Fauziyah Arimi. Dia -sewaktu di kampus- adalah seorang jurnalis untuk media kampus. Tulisan-tulisannya kuat meski sering dibumbui rasa melankoli, *piss Kalian bisa berkunjung ke blog pribadinya untuk mengetahui siapa dia dan bagaimana pemikirannya soal dunia :)

So, berikut hasil interview dengannya, ga ada poto-poto karena kita interview by email T,T
Saya search google aja kalau begitu, beginilah tampangnya saat asyik baca buku :P

Saya : Apa arti buku dan membaca bagi Ziy?
Ziy : Pernah (kayaknya tahun kemarin deh), dalam rangka mengikuti quiz dari grup pembaca Bentang Pustaka, pertanyaannya juga senada dengan mba lis ini: apa arti buku untukmu? berhubung pertanyaannya senada, kayaknya jawabanku setahun yang lalu itu masih relevan dan akan aku berikan juga sebagai jawaban pertanyaan pertama ini: 

Buku itu pacarku! Dan cuma kepada mereka lah aku bisa jadi 'playgirl' tanpa perlu dituding. Sekali dirapikan di rak buku, dibaca-dihabiskan, disampul plastik dan dirawat, mereka ga akan ngambek. Meski mereka ditempatkan bersisian, pacar-pacarku itu ga akan berantem :-P Because they are gorgeous in they every different kind. They are so adorable and i'm bewitched.
*jawabannya alay yah -.-a etapi gara-gara statement itu aku dapet satu buku gratisan ^^v

Sedangkan membaca buatku adalah bersenang-senang. Well, bukankah seperti itu? Aku memang baru memiliki gairah membaca yang mulai serius saat aku duduk di sekolah menengah pertama. Sejak itu, membaca buatku adalah sebuah hiburan. Lepas ujian sekolah, aku lari ke perpustakaan keluarga seorang teman baik, atau aku memborong komik yang dikoleksi oleh seorang otaku yang juga temanku saat SMA, atau aku lari ke perpumda; menghabiskan waktu di sana.

Saya : Adakah buku yang hingga saat ini menjadi inspirasi? Dalam hal apa? Apa judul bukunya?
Ziy : Ada. Sebenarnya saat aku selesai membacanya, aku tidak langsung terinspirasi. Maksudku aku mendapatkan ide dari buku tersebut tetapi bukan terinspirasi melakukan apa yang dilakukan dalam cerita yang diangkat di buku tersebut. Buku itu adalah The Wisdom of Women karya mba Wasilah dan diterbitkan Tarbawi. Saat itu, buku yang aku baca kebanyakan buku islami, nonfiksi, dan terbitan-terbitan Tarbawi. Buku tersebut merupakan kumpulan kisah nyata. Kisah-kisah wanita tangguh. Saat itu aku membacanya tak berselang lama setelah ibuku meninggal. Buku itu berhasil membuatku mbrebes mili. Benar-benar membuka kerinduan. Tapi bukan itu yang menginspirasiku, meski memang sungguh kisah-kisah didalamnya begitu menginspirasi dan benar-benar menyentuh. Tetapi seperti aku katakan di awal, setelah membacanya yang ku dapatkan adalah ide. Ide untuk menulis buku serupa. Menjadi penulis yang 'menemukan' kisah-kisah luar biasa dengan sebuah tema tertentu. Dan tema yang aku pikirkan saat itu adalah buku. Aku jadi punya keinginan melakukan trip khusus mengunjungi para pecinta buku untuk kemudian menggali dan menuliskan kisah mereka. I wanna figure out, seperti apa saja bentuk kecintaan yang bisa ditemui terkait buku. Hehehe...

Saya : Adakah yang  Ziy lakukan gara-gara isi buku yang Ziy baca? Khususnya dalam hal makanan?
Ziy : Sepertinya, engga ada. Karena aku biasa aja dengan buku-buku bertema makanan. Tapi kalau ditanya tentang hewan, jawabannya ada. Jadi aku baca komik serial judulnya  'Wild Life', aku lupa siapa mangakanya. Komik itu komik shounen, tentang dokter hewan. Hewan-hewan yang ditangani itu ngga cuma hewan peliharaan, tetapi juga hewan liar. Dari komik itu aku belajar banyak tentang hewan. Dan pada akhirnya, aku tergerak untuk dekat. Hehehhe. Sekarang aku jadi punya seekor kucing yang kadang aku ajak bicara. ^^v

Saya : Tempat favorit baca buku? Alasan? 
Ziy : Nothing specially, maksudku aku bisa membaca di mana saja. Bisa di sofa yang empuk, di kursi lalu duduk dengan tegak, di kasur dengan bantal tinggi yang menyangga kepalaku dan dengan badan berposisi tidur, bahkan di lantai dengan buku-buku yang berserakan. Yang terakhir itu, istilahnya 'melantai'. Terkadang paling asik, karena poin 'dengan buku-buku berserakan' itu tadi.

Saya : Adakah pesan untuk  mereka yang belum jatuh cinta sama buku?
Ziy : Ada seorang tokoh, dalam sebuah drama tentang buku yang disiarkan awal tahun ini di Jepang. Judulnya Biblia Kushodou no Jiken Teichou. Namanya Daisuke. Kasihan sekali dia, karena dia tidak bisa 'membaca'. Tentu saja bukan karena buta huruf. Tapi karena dia memiliki trauma. Sewaktu kecil ia pernah dipukul saat ketahuan membaca salah satu buku dari perpustakaan pribadi neneknya, sejak saat itu dia tidak bisa berlama-lama menyusuri kata demi kata yang ada di halaman sebuah buku karena kepalanya akan langsung pusing. Lalu, tahu apa tanggapan lawan mainnya di drama tersebut? Thats a shame. Not being able to read books is a terrible waste. A real waste.
*eh, ada pesan yang ketangkep ga ya? kok rasanya jawabanku oot -.-a

Hehe, selesai deh wawancaranya :)
Saya sendiri sangat takjub dengan jawaban Ziy tentang pesan untuk orang yang belum jatuh cinta dengan buku. Tidak mau membaca buku merupakan hal yang harus segera dihentikan. Karena itu berarti ia sedang betul-betul rugi dan tertimpa kemalangan. Buku membuka mata kita soal banyak hal tanpa menuntut kita merasakan secara langsung apa yang orang ceritakan lewat buku. Kita mempelajari banyak rasa dan menyicip banyak hikmah dari peristiwa, tanpa harus menunggu ia terjadi pada diri kita sendiri. Sehingga kita tahu, apa yang buruk dari kita segera kita buang, dan apa yang baik untuk kita kita pertahankan.

Sudahkah kita jatuh cinta?