Lagi-lagi saya tertarik dengan kumpulan cerpen, terutama cerpen yang nyastra. Nyumm~ ga bisa bilang ga, xixixi
Kali ini saya tertarik dengan kumpulan cerpen yang mempunyai garis merah tempat persingggahan dalam perjalanan, mulai dari terminal bus, bandara, pelabuhan, hingga stasiun. Seluruh cerita dalam buku ini pasti mempunyai setting satu di antaranya.
Yang paling saya sukai dari kumcer (apalagi yang dibuat oleh beberapa penulis) adalah variasi rasanya yang banyak. Masing-masing penulis dengan gaya yang dimiliki menuangkan ide dan alur yang berbeda-beda. Cocok untuk saya yang orangnya mudah bosan, hehe.
Cerita yang paling saya sukai dalam buku ini ditulis oleh Taufan Gio berjudul Dermaga Semesta. Menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan untuk menapak tilas kekasihnya yang telah tiada. Sesosok wanita yang cinta petualangan dan memotret, mempunyai kebiasaan unik untuk memberikan foto-foto hasil jepretannya kepada objek foto, entah yang difoto adalah manusia, kucing, bahkan langit. Taufan berhasil menggabungkan kedalaman karakter serta ketajaman penggambaran suasana menurut saya. Sangat lezat.
Beberapa cerita yang saya kurang sukai dari buku ini bukan karena gaya penyampaiannya, tapi karena isi ceritanya yang menurut saya kurang berhikmah. Hanya penggambaran cerita biasa, seperti cerpen berjudul Koper dan Langit Di Atas Hujan.
Keseluruhan dalam buku ini terdapat 13 cerpen. Dan penulisnya adalah orang-orang yang sudah banyak menelurkan buku -minimal antologi- dan karyanya dimuat di media cetak nasional. Tidak rugi membacanya :')
Dan, saya tetap akan membaca cerpen-cerpen manis lain tentu di lain waktu. Tiga bintang untuk buku ini :)